Sabtu, 22 November 2014

Um...

Aku terdiam
Menatap langit di atas sana
Terbayang semua kejadian itu
Di bawah rintik hujan sore

Masih terdengar derap langkah sepatu di lapangan sana
Ku dengar suara tapak kaki menuruni tangga
Aku masih berdiri terdiam
Merenung...
Bersama air hujan yang mewangi membasahi tanah

Semua seperti adegan-adegan yang diputar ulang
Terkadang aku tersenyum dan ingin mengingat ulang
Terkadang aku tertunduk dan menutup mata
Berpikir betapa bodohnya diriku ini

Ini semua hidup
Nyata...
Bukan sekedar mimpi
 Bukan sekedar angan

Berada di titik terbawah sudah ku lalui
Bukan semudah yang kau pikir
Bukan juga serumit yang kau takuti
Bukan juga semustahil yang kau anggap

Namun...
Berada di titik teratas juga pernah ku lalui
Bukan sesulit yang orang bicarakan
Bukan pula sesepele yang kau inginkan
Hal manis tak mungkin didapat dengan cara yang mudah, bukan?

Hidup...
Terkadang aku berdiri merenungi semua ini
Merenungi kenapa aku bisa berdiri di sini
Bagaimana jika aku mengubah sedetik di hidupku yang lalu?
Ah, sudah pasti detik ini bukan aku yang berdiri seperti ini
Bukan aku yang tersenyum merenungi semua ini di bawah rintik hujan sore

Rencana Tuhan itu indah
Hal itu yang sungguh aku percaya
Yang kekuatan-Nya abadi selamanya
Selama matahari belum pergi
Aku masih punya harapan
Di sini...
Di hati ini...
Aku masih punya mimpi, dan juga Tuhan...

Hingga akhirnya tepukan di bahuku menyadarkanku
Membangunkanku dari lamunan yang terasa panjang
Tanganku yang masih menggengam pegangan balkon yang dingin
Rintikan air yang mulai menghilang

"Ayo, sudah saatnya pulang"
Suara lembut itu menuntunku untuk kembali
Untuk mengakhiri kisah hari ini
Menunggu hari esok yang penuh mimpi
Dan menggapai segalanya




.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar