Senin, 18 November 2013

Is This The End?

Sore itu, langit begitu gelap. Segelap perasaanku hari ini. Entah kenapa, aku merasa ada yang hilang dari diriku. Aku merasa seperti, kesepian... Padahal sebelumnya aku tak pernah merasa sesepi ini. Lalu-lalang orang-orang disekitarku tak memengaruhi rasa kesepianku. Teriakan klakson yang saling memarahi tak memecah keheningan diriku. Ya, aku merasa kesepian dalam keramaian. Hal itu lebih menyakitkan dibanding merasa benar-benar sepi.
Pukul 4 sore, pikirku sambil melihat jam. Aku kembali menengadah ke atas memandangi langit New York yang kelabu. Angin mulai bertiup, aku segera memeluk tubuhku sendiri. Sesepi itukah diriku? Mengapa selama ini tak kusadari? Ah, diriku memang bodoh!
Suara handphone-ku pun berdering. Memecah lamunanku. Dengan kaget aku mengangkat telepon, dari Glory.
"Where are you? Don't you know it's already cloudy! Go home soon. I don't wanna see you sick again"
"Oh, my dear, don't worry about me. I'm sure I'll be okay."
"You such a stubborn girl!"
"Haha, I'm serious. Okay, I'll be there soon, see you! Loveyou"
Sebelum aku mendengar jawabannya, aku sudah menutup handphone-ku. Aku hanya tersenyum aneh melihat sahabatku ini. Dia kebetulan satu flat denganku. Hari-hariku aku habisi bersama (saat liburan). Terkadang aku hanya menyendiri kalau dia sedang keluar bersama teman-temannya yang lain.
Tak lama kemudian, terdengar sambaran petir disertai angin kencang. Aku tak sadar sudah 15 menit aku berdiri tegak di perempatan jalan. Akupun segera melangkah, seiring langkahku, hujan turun dengan deras. Akupun mempercepat langkah kakiku sambil mencari apa aku membawa payung di dalam tasku. Sial! Aku lupa membawanya. Akupun memutuskan berteduh di pemberhentian bis tak jauh dari sini.